Sabtu, 23 Juli 2011

BI khawatir sektor otomotif dapat memunculkan bubble ekonomi bila tumbuh tak stabil

JAKARTA Surabaya Post Online - Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang berkembang pesat mendorong pasar otomotif dalam negeri berkembang kian pesat. Frost and Sullivan memprediksikan tahun 2020 industri otomotif di Indonesia, akan mencapai target produksi sebanyak 2 miliar mobil.

Frost and Sullivan menyatakan, kemajuan industri otomotif di Indonesia seiring dengan meningkatnya permintaan pasar. Pasalnya, populasi kaum muda Indonesia juga didukung oleh iklim investasi yang kian berkembang, kondisi politik yang relatif stabil, serta pertumbuhan ekonomi yang kuat akan mendorong pertumbuhan penjualan kendaraan jangka panjang.

"Indonesia akan menjadi salah satu negara yang pertumbuhan ekonominya tercepat di ASEAN dengan peningkatan PDB per kapita diperkirakan mencapai lebih dari 9%," ungkap Viviek Vaidya, Vice President Automotive and Transportation Frost & Sullivan, Jumat (22/7).

Vaidya mengatakan, pertumbuhan penjualan segmen MPV akan melaju. Untuk pasar MPV di Indonesia, Viviek memprediksikan akan tumbuh pada Compound Annual Growth Rate (CAGR) 10% mencapai 619.972 unit di tahun 2018.

"Indonesia telah dipertimbangkan untuk menjadi basis produksi MPV untuk pasar domestik maupun ekspor di Kawasan Asia Pasifik. Letak geografis yang strategis, menjadikan Indonesia sebagai pertimbangan utama terkait efisiensi biaya produksi dan distribusi," tambahnya.

Country Director Frost and Sullivan Indonesia Eugene Van de Weerd mengimbau pemerintah maupun swasta melakukan identifikasi pasar yang tengah berkembang secara global supaya dapat menyediakan produk yang tepat dengan harga yang terjangkau, serta membangun merek buatan Indonesia sendiri yang diperkuat dengan sektor komponen otomotif lokal.

Sementara itu Bank Indonesia (BI) bersikap hati-hati dan khawatir tingginya kucuran kredit ke sektor otomotif dapat memunculkan bubble ekonomi bila pertumbuhannya tidak stabil. Oleh sebab itu BI akan menerapkan kebijakan loan to value ratio dengan menaikkan uang muka (down payment) kredit kepemilikan kendaraan.

"Jadi ada shifting kredit ke sektor tertentu yang berpotensi bubble dan kita melihat apakah memang perlu menerapkan makropurdensial melalui kebijakan," ungkap Deputi Gubernur Bank Indonesia Hartadi A Sarwono, Jumat (22/7).

Ia mengakui, potensi bubble pada sektor otomotif sudah mulai terlihat dari mudahnya memperoleh kendaraan mobil dan motor. Namun di sektor properti, BI masih perlu meneliti dan mewaspadai lebih jauh lagi apakah ada kenaikan harga.

Untuk itu ke depan, bank sentral akan menerapkan konsep loan to value ratio secara lebih sistematis. Ia mencontohkan, paling tidak secara rata-rata dalam pengucuran kredit di kedua sektor tersebut, menggunakan komposisi kredit bank 90% dan 10% uang konsumen.

Ketua Umum Gaikindo Sudirman M. Rusdi, beberapa waktu lalu menyebut industri otomotif nasional akan memetakan kelanjutan pertumbuhan pasar mobil nasional, untuk menyiapkan ekspansi setelah tercapainya produksi dan penjualan 1 juta unit pada 2013. Target penjualan mobil pada 2011 adalah 830.000 unit, sementara pada 2010 lalu data Gaikindo menunjukkan penjualan sepanjang tahun itu mencapai 764.710 unit. kto
JAKARTA Surabaya Post Online - Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang berkembang pesat mendorong pasar otomotif dalam negeri berkembang kian pesat. Frost and Sullivan memprediksikan tahun 2020 industri otomotif di Indonesia, akan mencapai target produksi sebanyak 2 miliar mobil.

Frost and Sullivan menyatakan, kemajuan industri otomotif di Indonesia seiring dengan meningkatnya permintaan pasar. Pasalnya, populasi kaum muda Indonesia juga didukung oleh iklim investasi yang kian berkembang, kondisi politik yang relatif stabil, serta pertumbuhan ekonomi yang kuat akan mendorong pertumbuhan penjualan kendaraan jangka panjang.

"Indonesia akan menjadi salah satu negara yang pertumbuhan ekonominya tercepat di ASEAN dengan peningkatan PDB per kapita diperkirakan mencapai lebih dari 9%," ungkap Viviek Vaidya, Vice President Automotive and Transportation Frost & Sullivan, Jumat (22/7).

Vaidya mengatakan, pertumbuhan penjualan segmen MPV akan melaju. Untuk pasar MPV di Indonesia, Viviek memprediksikan akan tumbuh pada Compound Annual Growth Rate (CAGR) 10% mencapai 619.972 unit di tahun 2018.

"Indonesia telah dipertimbangkan untuk menjadi basis produksi MPV untuk pasar domestik maupun ekspor di Kawasan Asia Pasifik. Letak geografis yang strategis, menjadikan Indonesia sebagai pertimbangan utama terkait efisiensi biaya produksi dan distribusi," tambahnya.

Country Director Frost and Sullivan Indonesia Eugene Van de Weerd mengimbau pemerintah maupun swasta melakukan identifikasi pasar yang tengah berkembang secara global supaya dapat menyediakan produk yang tepat dengan harga yang terjangkau, serta membangun merek buatan Indonesia sendiri yang diperkuat dengan sektor komponen otomotif lokal.

Sementara itu Bank Indonesia (BI) bersikap hati-hati dan khawatir tingginya kucuran kredit ke sektor otomotif dapat memunculkan bubble ekonomi bila pertumbuhannya tidak stabil. Oleh sebab itu BI akan menerapkan kebijakan loan to value ratio dengan menaikkan uang muka (down payment) kredit kepemilikan kendaraan.

"Jadi ada shifting kredit ke sektor tertentu yang berpotensi bubble dan kita melihat apakah memang perlu menerapkan makropurdensial melalui kebijakan," ungkap Deputi Gubernur Bank Indonesia Hartadi A Sarwono, Jumat (22/7).

Ia mengakui, potensi bubble pada sektor otomotif sudah mulai terlihat dari mudahnya memperoleh kendaraan mobil dan motor. Namun di sektor properti, BI masih perlu meneliti dan mewaspadai lebih jauh lagi apakah ada kenaikan harga.

Untuk itu ke depan, bank sentral akan menerapkan konsep loan to value ratio secara lebih sistematis. Ia mencontohkan, paling tidak secara rata-rata dalam pengucuran kredit di kedua sektor tersebut, menggunakan komposisi kredit bank 90% dan 10% uang konsumen.

Ketua Umum Gaikindo Sudirman M. Rusdi, beberapa waktu lalu menyebut industri otomotif nasional akan memetakan kelanjutan pertumbuhan pasar mobil nasional, untuk menyiapkan ekspansi setelah tercapainya produksi dan penjualan 1 juta unit pada 2013. Target penjualan mobil pada 2011 adalah 830.000 unit, sementara pada 2010 lalu data Gaikindo menunjukkan penjualan sepanjang tahun itu mencapai 764.710 unit. kto
thumbnail
Judul: BI khawatir sektor otomotif dapat memunculkan bubble ekonomi bila tumbuh tak stabil
Rating: 100% based on 99998 ratings. 5 user reviews.
Ditulis Oleh

Artikel Terkait Ekonomi, Otomotif :

0 comments:

Posting Komentar

 
Copyright © 2013. About - Sitemap - Contact - Privacy
Template Seo Elite oleh Bamz