Senin, 01 Agustus 2011

Mobil di Amerika Harus 23 Kpl pada 2025

WASHINGTON, KOMPAS.com — Perdebatan sengit mengenai efisiensi bahan bakar yang akan diterapkan Pemerintah Amerika terhadap setiap kendaraan pun berakhir. Para pemimpin industri otomotif di Negeri Paman Sam dan regulator pemerintah, seperti dilaporkan kantor berita AP, akhir pekan lalu, sepakat untuk kompromi. Presiden Amerika Serikat Barack Obama pun telah mengumumkan kebijakannya.

Awal tahun ini, regulator Pemerintah AS pernah mengusulkan agar mobil yang boleh dipasarkan harus memiliki konsumsi bahan bakar 62 mpg (26 km per liter). Keruan saja, wacana itu mendapat reaksi keras, terutama dari produsen mobil asal kandang sendiri. Bulan lalu, angkanya turun lagi menjadi 56,2 mpg (23,8 km per liter atau 23,8 kpl), sementara para industri otomotif coba menekan hingga sampai 50 mpg dengan angka kompromi 54,5 mpg (22,9 kpl).

Langkah yang diambil Pemerintah AS tak lain untuk menghemat pengeluaran pemilik kendaraan dan mengurangi hawa panas yang keluar dari ujung knalpot. Meski demikian, tujuan utama dari kebijakan ini adalah adanya penurunan terbesar dalam konsumsi bahan bakar mobil sejak 1970-an.

Tiga raksasa AS keberatan

Dalam pidatonya, Presiden Barack Obama menyampaikan bahwa mulai 2025, setiap mobil mempunyai konsumsi bahan bakar 54,5 mpg atau 23,2 kpl. Para produsen sudah mulai menerapkannya pada mobil produksi 2017. Sekarang ini, rata-rata konsumsi bensin mobil di Amerika 11,5 kpl.

"Ini kesepakatan tentang standar bahan bakar dan merupakan langkah yang paling penting sebagai bangsa untuk mengurangi ketergantungan kita pada minyak asing," urai Obama dalam pidatonya di depan para eksekutif produsen mobil besar di Gedung Putih.

Kalau memang angka 54,5 mpg bisa dilaksanakan, lanjut Obama, maka target mengurangi konsumsi minyak AS dari kendaraan bisa mencapai 40 persen. Tak cuma itu, keuntungan lain juga bisa mengurangi separuh jumlah polusi dari semburan ujung knalpot.

Selain itu, Obama juga membacakan regulasi lainnya. Di antaranya, untuk keluarga Amerika, disepakati boleh mengisi bahan bakar bukan seminggu sekali, melainkan menjadi dua minggu sekali. Dengan cara ini, mereka akan menghemat sampai 8.000 dollar AS (setara Rp 68 juta).

Keruan saja, kebijakan ini mendapat reaksi keras dari tiga raksasa produsen mobil AS (Ford, GM, dan Chrysler). Mereka (ketiga produsen) mengirim surat kepada Obama yang isinya menyebutkan bahwa usulan Parlemen Michigan yang tinggi itu "terlalu agresif" dan mereka bisa membuat efisiensi kendaraan pada tingkat rata-rata dari 42,6 mpg (18,1 kpl) hingga 46,7 mpg (19,8 kpl).

Produsen Jepang menantang

Dibanding dengan produsen tuan rumah, Jepang tampak paling siap menghadapi kebijakan ini karena para produsen punya senjata andalan kendaraan hibrida atau listrik.

Seperti Nissan, mereka telah memasarkan Leaf, kendaraan yang 100 persen listrik, mulai Desember 2010. Lebih dari 4.000 kendaraan dengan konsumen 43 liter per km pun siap beredar di jalan.

"Pemerintah Obama telah mengeluarkan beberapa kebijakan yang sangat ekstrem dan bertujuan mengurangi efek panas rumah kaca dan target mengefisiensikan bahan bakar. Nissan siap dengan tugas itu," sebut Wakil Presiden Nissan Amerika Scott Becker.

Di pihak lain, Honda mengaku bangga telah secara aktif bekerja dengan pemerintah. Mereka mengembangkan efisiensi bahan bakar nasional dan standar emisi gas. Honda menerima tantangan itu," ucap Executive American Honda John Mendel.

Honda punya kendaraan hibrida Insight, kemudian juga Fit (Jazz) dan CR-Z yang masih dalam pengembangan. Toyota pun tak kalah banyak. Selain Prius hybrid dan hybrid plug-in, ada Vitz, Rav4, dan beberapa model lainnya.
WASHINGTON, KOMPAS.com — Perdebatan sengit mengenai efisiensi bahan bakar yang akan diterapkan Pemerintah Amerika terhadap setiap kendaraan pun berakhir. Para pemimpin industri otomotif di Negeri Paman Sam dan regulator pemerintah, seperti dilaporkan kantor berita AP, akhir pekan lalu, sepakat untuk kompromi. Presiden Amerika Serikat Barack Obama pun telah mengumumkan kebijakannya.

Awal tahun ini, regulator Pemerintah AS pernah mengusulkan agar mobil yang boleh dipasarkan harus memiliki konsumsi bahan bakar 62 mpg (26 km per liter). Keruan saja, wacana itu mendapat reaksi keras, terutama dari produsen mobil asal kandang sendiri. Bulan lalu, angkanya turun lagi menjadi 56,2 mpg (23,8 km per liter atau 23,8 kpl), sementara para industri otomotif coba menekan hingga sampai 50 mpg dengan angka kompromi 54,5 mpg (22,9 kpl).

Langkah yang diambil Pemerintah AS tak lain untuk menghemat pengeluaran pemilik kendaraan dan mengurangi hawa panas yang keluar dari ujung knalpot. Meski demikian, tujuan utama dari kebijakan ini adalah adanya penurunan terbesar dalam konsumsi bahan bakar mobil sejak 1970-an.

Tiga raksasa AS keberatan

Dalam pidatonya, Presiden Barack Obama menyampaikan bahwa mulai 2025, setiap mobil mempunyai konsumsi bahan bakar 54,5 mpg atau 23,2 kpl. Para produsen sudah mulai menerapkannya pada mobil produksi 2017. Sekarang ini, rata-rata konsumsi bensin mobil di Amerika 11,5 kpl.

"Ini kesepakatan tentang standar bahan bakar dan merupakan langkah yang paling penting sebagai bangsa untuk mengurangi ketergantungan kita pada minyak asing," urai Obama dalam pidatonya di depan para eksekutif produsen mobil besar di Gedung Putih.

Kalau memang angka 54,5 mpg bisa dilaksanakan, lanjut Obama, maka target mengurangi konsumsi minyak AS dari kendaraan bisa mencapai 40 persen. Tak cuma itu, keuntungan lain juga bisa mengurangi separuh jumlah polusi dari semburan ujung knalpot.

Selain itu, Obama juga membacakan regulasi lainnya. Di antaranya, untuk keluarga Amerika, disepakati boleh mengisi bahan bakar bukan seminggu sekali, melainkan menjadi dua minggu sekali. Dengan cara ini, mereka akan menghemat sampai 8.000 dollar AS (setara Rp 68 juta).

Keruan saja, kebijakan ini mendapat reaksi keras dari tiga raksasa produsen mobil AS (Ford, GM, dan Chrysler). Mereka (ketiga produsen) mengirim surat kepada Obama yang isinya menyebutkan bahwa usulan Parlemen Michigan yang tinggi itu "terlalu agresif" dan mereka bisa membuat efisiensi kendaraan pada tingkat rata-rata dari 42,6 mpg (18,1 kpl) hingga 46,7 mpg (19,8 kpl).

Produsen Jepang menantang

Dibanding dengan produsen tuan rumah, Jepang tampak paling siap menghadapi kebijakan ini karena para produsen punya senjata andalan kendaraan hibrida atau listrik.

Seperti Nissan, mereka telah memasarkan Leaf, kendaraan yang 100 persen listrik, mulai Desember 2010. Lebih dari 4.000 kendaraan dengan konsumen 43 liter per km pun siap beredar di jalan.

"Pemerintah Obama telah mengeluarkan beberapa kebijakan yang sangat ekstrem dan bertujuan mengurangi efek panas rumah kaca dan target mengefisiensikan bahan bakar. Nissan siap dengan tugas itu," sebut Wakil Presiden Nissan Amerika Scott Becker.

Di pihak lain, Honda mengaku bangga telah secara aktif bekerja dengan pemerintah. Mereka mengembangkan efisiensi bahan bakar nasional dan standar emisi gas. Honda menerima tantangan itu," ucap Executive American Honda John Mendel.

Honda punya kendaraan hibrida Insight, kemudian juga Fit (Jazz) dan CR-Z yang masih dalam pengembangan. Toyota pun tak kalah banyak. Selain Prius hybrid dan hybrid plug-in, ada Vitz, Rav4, dan beberapa model lainnya.
thumbnail
Judul: Mobil di Amerika Harus 23 Kpl pada 2025
Rating: 100% based on 99998 ratings. 5 user reviews.
Ditulis Oleh

Artikel Terkait Otomotif :

0 comments:

Posting Komentar

 
Copyright © 2013. About - Sitemap - Contact - Privacy
Template Seo Elite oleh Bamz