Selasa, 26 Juli 2011

Ketika Pasar Mobil 1 Juta Unit, Jakarta Kian Parah


Agung Kurniawan | Bastian | Selasa, 26 Juli 2011 - JAKARTA, KOMPAS.com - Kalau memang pasar mobil nasional tercapai 1 juta unit pada 2013 seperti diprediksi oleh Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Jakarta akan mengalami macet total (traffic stagnation) tahun depan. Karena, Jakarta menyumbang 45-50 persen pembelian mobil baru dari total pangsa pasar nasional. Lalu, rata-rata pertumbuhan jalan baru di Ibukota hanya 0,01 persen setiap tahun, sedang pembelian mobil baru meningkat 8 persen per tahunnya.

Demikian jelas Rudi Borgeinhelmer, Presiden Direktur PT Mercedes-Benz Indonesia (MBI) di sela-sela acara Mercedes-Benz Automotive Symposium di IIMS JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, hari ini (26/7). Ditambahkannya, jumlah mobil yang ada di Jakarta saat ini mencapai 2,4 juta unit dan sepeda motor 4,3 juta unit.

"Kondisi ini mengancam terjadinya kemacetan total lebih cepat dari prediksi awal 2015 menjadi 2012. Makanya, Jakarta perlu segera dibenahi," harap Rudi. Pemerintah daerah, harapnya, perlu menyediakan sistem sistem transportasi massal yang ramah lingkungan. Trus, perlu pembatasan penggunaan mobil yang tak ramah lingkungan di dalam kota. Perubahan sistem pajak, terutama keringanan diberikan pada mobil-mobil ramah lingkungan dan segera mengganti sistem 3-in-1 diubah menjadi ERP (electronic road pricing), untuk menekan penumpukkan kendaraan pada jalan utama di Jakarta.

"Harus menciptakan pemikiran transportasi publik merupakan mesin utama kota. Semua tindakan perlu segera dilakukan dari semua pemangku kepentingan, produsen mobil, penyedia bahan bakar (Pertamina), pemda dan kementerian terkait untuk mengatasi ancaman ini," tutup Rudi.

Yoga Adiwinarto, pengamat transportasi dari Institute for Transportation & Development. Policy menambahkan, pembangunan jalan baru di satu lokasi hanya akan menambah keinginan masyarakat untuk beli kendaraan pribadi. Tujuan utama untuk mengurai kemacetan adalah dengan membatasi penggunaan kendaraan pribadi.

"Di London dan Stockholm, pemerintahan mengurangi penggunaan mobil pribadi di kota dengan penerapan pajak jalan dan larangan parkir. Inti yang dibutuhkan memindahkan orang lebih efisien bukan kendaraannya," jelas Yoga.

Masih adakah solusi lain, untuk mengatasi kemacetan?

Agung Kurniawan | Bastian | Selasa, 26 Juli 2011 - JAKARTA, KOMPAS.com - Kalau memang pasar mobil nasional tercapai 1 juta unit pada 2013 seperti diprediksi oleh Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Jakarta akan mengalami macet total (traffic stagnation) tahun depan. Karena, Jakarta menyumbang 45-50 persen pembelian mobil baru dari total pangsa pasar nasional. Lalu, rata-rata pertumbuhan jalan baru di Ibukota hanya 0,01 persen setiap tahun, sedang pembelian mobil baru meningkat 8 persen per tahunnya.

Demikian jelas Rudi Borgeinhelmer, Presiden Direktur PT Mercedes-Benz Indonesia (MBI) di sela-sela acara Mercedes-Benz Automotive Symposium di IIMS JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, hari ini (26/7). Ditambahkannya, jumlah mobil yang ada di Jakarta saat ini mencapai 2,4 juta unit dan sepeda motor 4,3 juta unit.

"Kondisi ini mengancam terjadinya kemacetan total lebih cepat dari prediksi awal 2015 menjadi 2012. Makanya, Jakarta perlu segera dibenahi," harap Rudi. Pemerintah daerah, harapnya, perlu menyediakan sistem sistem transportasi massal yang ramah lingkungan. Trus, perlu pembatasan penggunaan mobil yang tak ramah lingkungan di dalam kota. Perubahan sistem pajak, terutama keringanan diberikan pada mobil-mobil ramah lingkungan dan segera mengganti sistem 3-in-1 diubah menjadi ERP (electronic road pricing), untuk menekan penumpukkan kendaraan pada jalan utama di Jakarta.

"Harus menciptakan pemikiran transportasi publik merupakan mesin utama kota. Semua tindakan perlu segera dilakukan dari semua pemangku kepentingan, produsen mobil, penyedia bahan bakar (Pertamina), pemda dan kementerian terkait untuk mengatasi ancaman ini," tutup Rudi.

Yoga Adiwinarto, pengamat transportasi dari Institute for Transportation & Development. Policy menambahkan, pembangunan jalan baru di satu lokasi hanya akan menambah keinginan masyarakat untuk beli kendaraan pribadi. Tujuan utama untuk mengurai kemacetan adalah dengan membatasi penggunaan kendaraan pribadi.

"Di London dan Stockholm, pemerintahan mengurangi penggunaan mobil pribadi di kota dengan penerapan pajak jalan dan larangan parkir. Inti yang dibutuhkan memindahkan orang lebih efisien bukan kendaraannya," jelas Yoga.

Masih adakah solusi lain, untuk mengatasi kemacetan?
thumbnail
Judul: Ketika Pasar Mobil 1 Juta Unit, Jakarta Kian Parah
Rating: 100% based on 99998 ratings. 5 user reviews.
Ditulis Oleh

Artikel Terkait Otomotif :

0 comments:

Posting Komentar

 
Copyright © 2013. About - Sitemap - Contact - Privacy
Template Seo Elite oleh Bamz