Orgasme berbeda dari satu orang ke orang lain dan untuk setiap individu pada waktu yang berbeda. Terkadang orgasme merupakan gelombang sensasi yang meletup-letup dan menakjubkan, sementara lainnya lebih ringan, halus dan tidak terlalu kuat. Perbedaan intensitas orgasme dapat disebabkan faktor fisik, seperti kelelahan dan lamanya waktu sejak orgasme terakhir, sekaligus juga faktor psikososial, termasuk suasana hati, hubungan dengan pasangan, aktivitas, harapan, dan perasaan mengenai pengalaman itu.
Dalam riset asli siklus respon seksual manusia, orgasme merupakan tahap yang ketiga dari 4 tahap, terjadi setelah tahap peningkatan dan sebelum fase penyelesaian. Model siklus respon seksual lain yang diterima luas yang dikembangkan oleh Helen Singer Kaplan, MD, PhD. melibatkan hanya 3 tahap: gairah, kesenangan dan orgasme.
Sebagai titik klimaks, sesi ini memang selalu menjadi sentral bagi siapapun. Terutama pada pria yang selalu ingin mengetahui apapun yang dilakukan pasangannya, tak terkecuali ketika orgasme berlangsung. Jika selama ini hal tersebut menjadi sebuah tabir rahasia, saat ini berkat scan yang dikembangkan oleh para ilmuwan Amerika, sisi orgasme wanita pun akhirnya dapat terkuak.
Peneliti dari Rutgers University menemukan, gairah seksual wanita tersimpan dalam sebuah sistem saraf yang terkoneksi sedemikian rupa sehingga dia dapat merasakan kenikmatan.
Orgasme memengaruhi hingga 30 bagian yang berbeda dari otak, termasuk untuk bagian yang bertanggung jawab pada emosi, sentuhan, kepuasan sukacita dan memori, seperti ditemukan peneliti.
Para peneliti meminta delapan wanita untuk merangsang diri, sementara di bawah selimut tempatnya berbaring terdapat sebuah alat pemindai Magnetic Resonance Imaging (MRI), mesin yang digunakan untuk mendeteksi tumor otak.
Dari sana diketahui bahwa kebanyakan wanita membutuhkan waktu kurang dari lima menit untuk mencapai orgasme, meskipun waktu yang tersedia lebih lama. Selama waktu itu, pemindai MRI mengambil gambar dari otak mereka setiap dua detik untuk menunjukkan bagian mana yang aktif selama orgasme.
Para ilmuwan menemukan bahwa dalam dua menit sebelum orgasme, pusat otak menjadi aktif. Daerah ini biasanya diaktifkan bila seseorang tersebut makan atau minum.
Sebelum mereka menggapai klimaks, daerah lain yang menjadi otak akan terpengaruh seperti korteks sensori yang menerima dan “menyentuh pesan” dari bagian-bagian tubuh dan thalamus, yang me-relay sinyal ke bagian tubuh lainnya.
Bagian lain yang aktif setelah orgasme yakni otak di mana bagian ini akan memengaruhi emosi orang yang bersangkutan. Sementara itu bagian akhir dari otak yang akan diaktifkan adalah hypothalamus, di mana mengontrol bagian otak yang mengatur suhu, kelaparan, haus, dan kelelahan.
Pada saat yang sama, daerah lain yang aktif untuk memunculkan kenikmatan adalah accumbens di mana memiliki tanggung jawab untuk urusan memori.
“Pada wanita, orgasme menghasilkan respons yang sangat luas di otak dan tubuh,” seperti dikatakan Barry Komisaruk dari Rutgers Universtiy, dikutip Dailymail dan dirilis Times of India.
“Beberapa wanita tersebut mengangkat tangan beberapa kali setiap beberapa detik. Jadi, ini menjadi bukti bahwa wanita cenderung memiliki orgasme lebih lama dan dapat mengalami beberapa kali dalam waktu yang cepat,” kata Komisaruk.
Orgasme pada wanita rata-rata terjadi sekira 10-15 detik, sementara pada pria diperkirakan berlangsung hanya sekira enam detik.
Orgasme berbeda dari satu orang ke orang lain dan untuk setiap individu pada waktu yang berbeda. Terkadang orgasme merupakan gelombang sensasi yang meletup-letup dan menakjubkan, sementara lainnya lebih ringan, halus dan tidak terlalu kuat. Perbedaan intensitas orgasme dapat disebabkan faktor fisik, seperti kelelahan dan lamanya waktu sejak orgasme terakhir, sekaligus juga faktor psikososial, termasuk suasana hati, hubungan dengan pasangan, aktivitas, harapan, dan perasaan mengenai pengalaman itu.
Dalam riset asli siklus respon seksual manusia, orgasme merupakan tahap yang ketiga dari 4 tahap, terjadi setelah tahap peningkatan dan sebelum fase penyelesaian. Model siklus respon seksual lain yang diterima luas yang dikembangkan oleh Helen Singer Kaplan, MD, PhD. melibatkan hanya 3 tahap: gairah, kesenangan dan orgasme.
Sebagai titik klimaks, sesi ini memang selalu menjadi sentral bagi siapapun. Terutama pada pria yang selalu ingin mengetahui apapun yang dilakukan pasangannya, tak terkecuali ketika orgasme berlangsung. Jika selama ini hal tersebut menjadi sebuah tabir rahasia, saat ini berkat scan yang dikembangkan oleh para ilmuwan Amerika, sisi orgasme wanita pun akhirnya dapat terkuak.
Peneliti dari Rutgers University menemukan, gairah seksual wanita tersimpan dalam sebuah sistem saraf yang terkoneksi sedemikian rupa sehingga dia dapat merasakan kenikmatan.
Orgasme memengaruhi hingga 30 bagian yang berbeda dari otak, termasuk untuk bagian yang bertanggung jawab pada emosi, sentuhan, kepuasan sukacita dan memori, seperti ditemukan peneliti.
Para peneliti meminta delapan wanita untuk merangsang diri, sementara di bawah selimut tempatnya berbaring terdapat sebuah alat pemindai Magnetic Resonance Imaging (MRI), mesin yang digunakan untuk mendeteksi tumor otak.
Dari sana diketahui bahwa kebanyakan wanita membutuhkan waktu kurang dari lima menit untuk mencapai orgasme, meskipun waktu yang tersedia lebih lama. Selama waktu itu, pemindai MRI mengambil gambar dari otak mereka setiap dua detik untuk menunjukkan bagian mana yang aktif selama orgasme.
Para ilmuwan menemukan bahwa dalam dua menit sebelum orgasme, pusat otak menjadi aktif. Daerah ini biasanya diaktifkan bila seseorang tersebut makan atau minum.
Sebelum mereka menggapai klimaks, daerah lain yang menjadi otak akan terpengaruh seperti korteks sensori yang menerima dan “menyentuh pesan” dari bagian-bagian tubuh dan thalamus, yang me-relay sinyal ke bagian tubuh lainnya.
Bagian lain yang aktif setelah orgasme yakni otak di mana bagian ini akan memengaruhi emosi orang yang bersangkutan. Sementara itu bagian akhir dari otak yang akan diaktifkan adalah hypothalamus, di mana mengontrol bagian otak yang mengatur suhu, kelaparan, haus, dan kelelahan.
Pada saat yang sama, daerah lain yang aktif untuk memunculkan kenikmatan adalah accumbens di mana memiliki tanggung jawab untuk urusan memori.
“Pada wanita, orgasme menghasilkan respons yang sangat luas di otak dan tubuh,” seperti dikatakan Barry Komisaruk dari Rutgers Universtiy, dikutip Dailymail dan dirilis Times of India.
“Beberapa wanita tersebut mengangkat tangan beberapa kali setiap beberapa detik. Jadi, ini menjadi bukti bahwa wanita cenderung memiliki orgasme lebih lama dan dapat mengalami beberapa kali dalam waktu yang cepat,” kata Komisaruk.
Orgasme pada wanita rata-rata terjadi sekira 10-15 detik, sementara pada pria diperkirakan berlangsung hanya sekira enam detik.
Judul: Orgasme pada wanita
Rating: 100% based on 99998 ratings. 5 user reviews.
Ditulis Oleh Sabtu, Juli 09, 2011
Rating: 100% based on 99998 ratings. 5 user reviews.
Ditulis Oleh Sabtu, Juli 09, 2011
0 comments:
Posting Komentar