Beberapa rekomendasi terkait penggunaan LPG sebagai bahan bakar alternatif dapat diajukan dari studi ini sebagai berikut.
1. Bahwa LPG secara ekonomis merupakan bahan bakar alternatif yang cukup menarik untu k dipergunakan sebagai pengganti bensin meskipun terdapat penurunan daya. Seperti dipaparkan, penurunan daya ini tidak akan cukup terasa ketika kendaraan berbahan bakar LPG digunakan dalam kota sebab kecepatan pengemudiannya yang relatif rendah. Penggunaan LPG yang lebih eknomis per satuan jarak tempuh rata -rata tentunya memiliki daya tarik yang kuat pada tataran pengguna/pemilik kendaraan bermotor yang harus mengeluarkan uang untuk membeli bahan bakar. Sehingga disarankan agar penggunaan bahan bakar LPG dapat lebih diintensifkan. Saran ini tentunya cukup kuat dan cukup dapat diterima masyarakat ketika dalam saran tersebut terselip motivasi ekonomis.
2. Bahwa LPG se bagai bahan bakar alternatif membawa kebaikan tambahan dalam bentuk emisi gas CO2 (gas rumah kaca dominan) yang lebih rendah sehingga kebaikan ini dapat menjadi suatu kebijakan pemerintah dalam rangka mengurangi konsentrasi polutan udara di dae rah perkotaan. Secara tak langsung pengurangan kon sentrasi polutan akan berakibat pada penurunan biaya kesehatan dimana uang yang tak jadi dipergunakan u ntuk pemeliharaan kesehatan dapat dipergunakan untuk kegiatan-kegiatan yang lebih bermanfaat dan konstruktif baik pada tingkat makro (negara, pemerintahan) maupun pada tingkat mikro (keluarga, individu). Sehingga sekali lagi disarakan intensifikasi penggun aan LPG sebagai bahan bakar pen gganti/alternatif bagi kendaraan be rmotor.
3. Bahwa sebagai manfaat sampin gan penggunaan LPG sebagai bahan bakar alterntif juga akan berakibat dipenuhi amanat peraturan perundang-undangan untuk melakukan diversifikasi energi dimana ditegaskan perlunya peningkatan kontribusi bahan bakar gas (dengan LPG sebagai salah satunya) dalam energy mix nasional. Hal ini tentu akan berakibat pada beban keuangan negara yang lebih ringan dengan berkurangnya subsidi berbanding lurus dengan peningkatan konsumsi bahan bakar untuk kendaraan bermotor.
4. Bahwa tekanan LPG dalam tabung relatif lebih rendah (maksimum 10 bar) dibandingkan dengan CNG (minimum 200 bar) sehingga tabung LPG juga lebih ringan dibandingkan tabung CNG. Pada gilirannya perbedaan berat tabung ini banyak berpengaruh pada tingkat keausan bagian-bagian kendaraan yang harus menanggung beban berat muatan. Sehingga dilihat dari kacamata operations and maintenance (O&M) penggunaan LPG akan lebih murah dibandingkan CNG terlebih lagi bila dikaitkan dengan penggantian komponen yang aus be serta waktu yang diperlukan untuk me ngerjakan penggantian tersebut. Dengan demikian penggunaan LPG tentunyalah lebih disarankan dibandingkan CNG dari kacamata O&M.
5. Terkait dengan tekanan kerja di atas maka tidak berlebihan kalau LPG merupakan pilihan alternatif bahan bakar yang lebih ekonomis serta dapat segera diimplementasikan. Hal ini terutama dilihat dari aspek investasi infrastruktur yang harus dikeluarkan untuk menyediakan stasiun pengisi bahan bakar gas yang mencukupi sehingga masyarakat pengguna tidak terjebak dalam keterbatasan ketersediaan bahan bakar gas dalam pengunaann ya kelak.
6. Bahwa terhadap converter kit yang akan dipergunakan (atau diperjualbelikan bila telah memasyarakat secara luas) haruslah memenuhi ketentuan teknis tertentu sehingga ambang batas emisi yang dipersyaratkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup tidak terlampaui. Seperti misalnya tabung yang memenuhi sejumlah kriteria kekuatan dan keselamatan tertentu. Converter kit yang harus memenuhi standar internasional tertentu seperti, misalnya, UNECE.
7. Selain itu, setiap installer LPG converter kit haruslah memiliki alat uji e misi sehingga dapat dicapai setelan converter kit yang memenuhi ketentuan emisi tersebut. Ketiadaan alat uji emisi pada installer berakibat pada ketidaktahuan tingkat emisi yang dihasilkan kendaraan seperti yang terjadi pada studi ini. Demikian juga, sesungguhnya ketentuan tingkat emisi sebagai syarat perpanjangan surat-surat harus mulai diterapkan dengan seksama guna menghindari tingkat emisi seperti yang ditunjukkan oleh kendaraan uji Soluna yang merupakan mobil bukan baru. Kedua cara ini diharapkan dengan konsisten dapat menurunkan tingakt pencemaran udara di kota-kota besar, utamanya yang dihasilkan oleh kendaraan transportasi bermotor.
8. Bahwa terkait penggunaan gas sebagai bahan bakar maka aspek kese lamatan harus lebih diperhatikan, baik dari tin gkat pengguna hingga tingkat installer . Hal ini dapat dicapai dengan sosialisasi yang memadai bagi masyarakat pengguna selain juga program sertifikasi bagi te knisi installer .
REKOMENDASI Beberapa rekomendasi terkait penggunaan LPG sebagai bahan bakar alternatif dapat diajukan dari studi ini sebagai berikut.
1. Bahwa LPG secara ekonomis merupakan bahan bakar alternatif yang cukup menarik untu k dipergunakan sebagai pengganti bensin meskipun terdapat penurunan daya. Seperti dipaparkan, penurunan daya ini tidak akan cukup terasa ketika kendaraan berbahan bakar LPG digunakan dalam kota sebab kecepatan pengemudiannya yang relatif rendah. Penggunaan LPG yang lebih eknomis per satuan jarak tempuh rata -rata tentunya memiliki daya tarik yang kuat pada tataran pengguna/pemilik kendaraan bermotor yang harus mengeluarkan uang untuk membeli bahan bakar. Sehingga disarankan agar penggunaan bahan bakar LPG dapat lebih diintensifkan. Saran ini tentunya cukup kuat dan cukup dapat diterima masyarakat ketika dalam saran tersebut terselip motivasi ekonomis.
2. Bahwa LPG se bagai bahan bakar alternatif membawa kebaikan tambahan dalam bentuk emisi gas CO2 (gas rumah kaca dominan) yang lebih rendah sehingga kebaikan ini dapat menjadi suatu kebijakan pemerintah dalam rangka mengurangi konsentrasi polutan udara di dae rah perkotaan. Secara tak langsung pengurangan kon sentrasi polutan akan berakibat pada penurunan biaya kesehatan dimana uang yang tak jadi dipergunakan u ntuk pemeliharaan kesehatan dapat dipergunakan untuk kegiatan-kegiatan yang lebih bermanfaat dan konstruktif baik pada tingkat makro (negara, pemerintahan) maupun pada tingkat mikro (keluarga, individu). Sehingga sekali lagi disarakan intensifikasi penggun aan LPG sebagai bahan bakar pen gganti/alternatif bagi kendaraan be rmotor.
3. Bahwa sebagai manfaat sampin gan penggunaan LPG sebagai bahan bakar alterntif juga akan berakibat dipenuhi amanat peraturan perundang-undangan untuk melakukan diversifikasi energi dimana ditegaskan perlunya peningkatan kontribusi bahan bakar gas (dengan LPG sebagai salah satunya) dalam energy mix nasional. Hal ini tentu akan berakibat pada beban keuangan negara yang lebih ringan dengan berkurangnya subsidi berbanding lurus dengan peningkatan konsumsi bahan bakar untuk kendaraan bermotor.
4. Bahwa tekanan LPG dalam tabung relatif lebih rendah (maksimum 10 bar) dibandingkan dengan CNG (minimum 200 bar) sehingga tabung LPG juga lebih ringan dibandingkan tabung CNG. Pada gilirannya perbedaan berat tabung ini banyak berpengaruh pada tingkat keausan bagian-bagian kendaraan yang harus menanggung beban berat muatan. Sehingga dilihat dari kacamata operations and maintenance (O&M) penggunaan LPG akan lebih murah dibandingkan CNG terlebih lagi bila dikaitkan dengan penggantian komponen yang aus be serta waktu yang diperlukan untuk me ngerjakan penggantian tersebut. Dengan demikian penggunaan LPG tentunyalah lebih disarankan dibandingkan CNG dari kacamata O&M.
5. Terkait dengan tekanan kerja di atas maka tidak berlebihan kalau LPG merupakan pilihan alternatif bahan bakar yang lebih ekonomis serta dapat segera diimplementasikan. Hal ini terutama dilihat dari aspek investasi infrastruktur yang harus dikeluarkan untuk menyediakan stasiun pengisi bahan bakar gas yang mencukupi sehingga masyarakat pengguna tidak terjebak dalam keterbatasan ketersediaan bahan bakar gas dalam pengunaann ya kelak.
6. Bahwa terhadap converter kit yang akan dipergunakan (atau diperjualbelikan bila telah memasyarakat secara luas) haruslah memenuhi ketentuan teknis tertentu sehingga ambang batas emisi yang dipersyaratkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup tidak terlampaui. Seperti misalnya tabung yang memenuhi sejumlah kriteria kekuatan dan keselamatan tertentu. Converter kit yang harus memenuhi standar internasional tertentu seperti, misalnya, UNECE.
7. Selain itu, setiap installer LPG converter kit haruslah memiliki alat uji e misi sehingga dapat dicapai setelan converter kit yang memenuhi ketentuan emisi tersebut. Ketiadaan alat uji emisi pada installer berakibat pada ketidaktahuan tingkat emisi yang dihasilkan kendaraan seperti yang terjadi pada studi ini. Demikian juga, sesungguhnya ketentuan tingkat emisi sebagai syarat perpanjangan surat-surat harus mulai diterapkan dengan seksama guna menghindari tingkat emisi seperti yang ditunjukkan oleh kendaraan uji Soluna yang merupakan mobil bukan baru. Kedua cara ini diharapkan dengan konsisten dapat menurunkan tingakt pencemaran udara di kota-kota besar, utamanya yang dihasilkan oleh kendaraan transportasi bermotor.
8. Bahwa terkait penggunaan gas sebagai bahan bakar maka aspek kese lamatan harus lebih diperhatikan, baik dari tin gkat pengguna hingga tingkat installer . Hal ini dapat dicapai dengan sosialisasi yang memadai bagi masyarakat pengguna selain juga program sertifikasi bagi te knisi installer .
Judul: Dampak Penggunaan LPG Sebagai Bahan Bakar Alternatif Terhadap Mesin Kendaraan Bermotor Dan Lingkungan
Rating: 100% based on 99998 ratings. 5 user reviews.
Ditulis Oleh Kamis, Juli 14, 2011
Rating: 100% based on 99998 ratings. 5 user reviews.
Ditulis Oleh Kamis, Juli 14, 2011
0 comments:
Posting Komentar