PT Nissan Motor Indonesia (NMI) menemui Menteri Perindustrian Republik Indonesia, MS Hidayat, untuk terlibat dalam program pemerintah memproduksi low cost green car atau mobil murah ramah lingkungan. |
REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Nissan Motor tertarik berpartisipasi dalam program pengadaan mobil murah dan ramah lingkungan (low cost green car) yang regulasinya sedang disusun pemerintah.
Bertempat di kantor Kementerian Perindustrian di Jl. Jenderal Gatot Subroto, Jakarta Pusat, Presiden Direktur NMI, Takayuki Kimura, mengungkapkan ketertarikannya untuk memproduksi mobil murah ramah lingkungan yang menjadi bagian program pemerintah.
Nissan, melalui program Nissan Power 88, sebagai strategi global, akan menciptakan produk-produk baru untuk memperkuat brand serta peningkatan penjualan di dunia. Targetnya mengalami peningkatan 8% pada 2016, termasuk di Tanah Air.
“Kami telah menyiapkan produk tersebut untuk dijadikan bagian program low cost green car,” terang Kimura. “Untuk jenis produknya, saya belum bisa menjelaskan lebih jauh. Menunggu keputusan regulasi yanga akan dikeluarkan,” tambahnya.
"Pengenalan program mobil ramah lingkungan dengan harga terjangkau pada masa mendatang akan memperluas cakupan segmen pasar Nissan sebagai produsen kendaraan terlengkap," kata Presiden Direktur Nissan Motor Indonesia, Takuyaki Kimura, di Jakarta, Senin.
Keterlibatan Perusahaan otomotif besar Jepang ini dalam program pengadaan mobil ramah lingkungan, kata Kimura, diharapkan dapat memberikan kontribusi positif terhadap rencana jangka menengah perusahaan untuk menguasai 15 persen pasar di wilayah ASEAN.
Sejalan dengan rencana tersebut, Nissan menyatakan akan menginvestasi dananya untuk meningkatkan kapasitas produksi di Indonesia.
Kimura mengatakan, sebagian dari sekitar 312,5 juta dolar AS yang diinvestasikan untuk memperluas pabrik di Indonesia, antara lain akan digunakan untuk penyediaan fasilitas perakitan mobil ramah lingkungan berharga terjangkau.
Namun dia belum bersedia memberikan penjelasan rinci mengenai rencana partisipasi Nissan dalam program mobil murah dan ramah lingkungan, baik mengenai dana yang diinvestasikan maupun jenis produk yang sedang disiapkan.
"Untuk masalah itu, kami tunggu regulasi pemerintah. Setelah pemerintah mengumumkan regulasi untuk program itu kami akan berbicara tentang produk," katanya.
Berkenaan dengan hal itu Direktur Jenderal Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi Kementerian Perindustrian, Budi Darmadi, mengatakan beberapa perusahaan otomotif memang sudah menyatakan ketertarikan untuk berinvestasi dalam program mobil murah dan ramah lingkungan.
"Yang ada sekarang ketertarikan, Suzuki, Nissan, dan Toyota tertarik. Setelah regulasinya selesai baru ada komitmen," katanya.
Budi menjelaskan pula bahwa pemerintah berencana memberikan insentif bagi perusahaan yang berkomitmen terlibat dalam program mobil murah dan ramah lingkungan.
"Insentif dikaitkan dengan kemandirian di bidang teknologi, siapapun yang ikut harus menyiapkan pusat pelatihan di sini supaya nantinya kita secara mandiri bisa membuatnya, dia juga akan kena aturan transfer teknologi," jelasnya.
Dalam hal ini paket insentif yang sedang dibahas pemerintah antara lain berupa Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM) dan Pajak Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB) di beberapa daerah tertentu.
PT Nissan Motor Indonesia (NMI) menemui Menteri Perindustrian Republik Indonesia, MS Hidayat, untuk terlibat dalam program pemerintah memproduksi low cost green car atau mobil murah ramah lingkungan. |
REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Nissan Motor tertarik berpartisipasi dalam program pengadaan mobil murah dan ramah lingkungan (low cost green car) yang regulasinya sedang disusun pemerintah.
Bertempat di kantor Kementerian Perindustrian di Jl. Jenderal Gatot Subroto, Jakarta Pusat, Presiden Direktur NMI, Takayuki Kimura, mengungkapkan ketertarikannya untuk memproduksi mobil murah ramah lingkungan yang menjadi bagian program pemerintah.
Nissan, melalui program Nissan Power 88, sebagai strategi global, akan menciptakan produk-produk baru untuk memperkuat brand serta peningkatan penjualan di dunia. Targetnya mengalami peningkatan 8% pada 2016, termasuk di Tanah Air.
“Kami telah menyiapkan produk tersebut untuk dijadikan bagian program low cost green car,” terang Kimura. “Untuk jenis produknya, saya belum bisa menjelaskan lebih jauh. Menunggu keputusan regulasi yanga akan dikeluarkan,” tambahnya.
"Pengenalan program mobil ramah lingkungan dengan harga terjangkau pada masa mendatang akan memperluas cakupan segmen pasar Nissan sebagai produsen kendaraan terlengkap," kata Presiden Direktur Nissan Motor Indonesia, Takuyaki Kimura, di Jakarta, Senin.
Keterlibatan Perusahaan otomotif besar Jepang ini dalam program pengadaan mobil ramah lingkungan, kata Kimura, diharapkan dapat memberikan kontribusi positif terhadap rencana jangka menengah perusahaan untuk menguasai 15 persen pasar di wilayah ASEAN.
Sejalan dengan rencana tersebut, Nissan menyatakan akan menginvestasi dananya untuk meningkatkan kapasitas produksi di Indonesia.
Kimura mengatakan, sebagian dari sekitar 312,5 juta dolar AS yang diinvestasikan untuk memperluas pabrik di Indonesia, antara lain akan digunakan untuk penyediaan fasilitas perakitan mobil ramah lingkungan berharga terjangkau.
Namun dia belum bersedia memberikan penjelasan rinci mengenai rencana partisipasi Nissan dalam program mobil murah dan ramah lingkungan, baik mengenai dana yang diinvestasikan maupun jenis produk yang sedang disiapkan.
"Untuk masalah itu, kami tunggu regulasi pemerintah. Setelah pemerintah mengumumkan regulasi untuk program itu kami akan berbicara tentang produk," katanya.
Berkenaan dengan hal itu Direktur Jenderal Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi Kementerian Perindustrian, Budi Darmadi, mengatakan beberapa perusahaan otomotif memang sudah menyatakan ketertarikan untuk berinvestasi dalam program mobil murah dan ramah lingkungan.
"Yang ada sekarang ketertarikan, Suzuki, Nissan, dan Toyota tertarik. Setelah regulasinya selesai baru ada komitmen," katanya.
Budi menjelaskan pula bahwa pemerintah berencana memberikan insentif bagi perusahaan yang berkomitmen terlibat dalam program mobil murah dan ramah lingkungan.
"Insentif dikaitkan dengan kemandirian di bidang teknologi, siapapun yang ikut harus menyiapkan pusat pelatihan di sini supaya nantinya kita secara mandiri bisa membuatnya, dia juga akan kena aturan transfer teknologi," jelasnya.
Dalam hal ini paket insentif yang sedang dibahas pemerintah antara lain berupa Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM) dan Pajak Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB) di beberapa daerah tertentu.
Judul: Nissan Minati Mobil Murah dan Ramah Lingkungan
Rating: 100% based on 99998 ratings. 5 user reviews.
Ditulis Oleh Selasa, Juli 26, 2011
Rating: 100% based on 99998 ratings. 5 user reviews.
Ditulis Oleh Selasa, Juli 26, 2011
0 comments:
Posting Komentar