Jumat, 22 Juli 2011

Tak ada subsidi BBM !

Semalam saya mendapatkan slide dari millist saya mengenai subsidi BBM. Disitu dikatakan ‘Tak Ada Subsidi BBM’. Terang saja saya kaget setengah mati karena selama ini saya cenderung pro pemerintah dalam hal kebijakan mengenai kenaikan harga BBM ini. Awalnya saya pikir kenaikan harga BBM adalah hal yang wajar jika memang pemerintah tak lagi mampu menambal defisit akibat melambungnya harga minyak mentah dunia hingga lebih dari US$ 125 /barrel. Namun setelah melihat slide tadi malam, saya jadi ragu akan kebenaran pendapat saya.
slide 2
Dalam slide dikatakan bahwa pemerintah hanya mengimport 0.2juta bph dari kebutuhan total masyarakat 1.2juta bph. Yang lebih mencengangkan lagi, dikatakan bahwa dengan harga Rp. 4500,-/liter saja pemerintah dapat meraup keuntungan Rp. 165.8 Trilyun/tahun. Bayangkan bila data ini benar, maka semua rekayasa kenaikan BBM ini merupakan kebohongan besar publik yang hanya menyengsarakan rakyat.
slide 4
Dari penilaian awal saya, harga BBM di Indonesia memang sangat rendah jika dibandingkan dengan negara lain, jadi menurut saya memang sudah saatnya dan seharusnya kita menyesuaikan diri dengan keadaan perekonomian dunia. Namun lagi-lagi, setelah melihat slide itu, saya jadi berpikir kembali, benarkah hal itu?
slide 5
slide 6
Pengalihan subsidi inipun dialasankan karena menurut pejabat-pejabat negara, subsidi ini salah sasaran. Seperti kata bapak Sekretaris Negara “Sudah saatnya untuk mengubah, bukan barang yang disubsidi, tapi orangnya”. dan ya, saat itu saya menyetujui logika itu. Memang secara logika, penikmat subsidi BBM adalah menengah keatas yang notabene tak begitu memerlukan subsidi dibandingkan orang melarat yang makan cuma sekali sehari. Dapat diterima secara logika bahwa lebih baik menyumbang untuk makan rakyat miskin dibanding menyumbang untuk mobil-mobil konglomerat yang mobilnya pasti ber-CC besar. Namun kebenarannya masih belum terbukti, dan saya semakin ragu setelah melihat data ini.
slide 7
Hufff,, sungguh kompleks jika kita memikirkan hal ini. Pencabutan subsidi BBM yang saya pikir merupakan jawaban tepat dan instan ini ternyata tak selurus perkiraan saya. Penggunaakn smart card juga belum terencana dengan baik sehingga belum dapat diaplikasikan. Padahal perlahan tapi pasti harga-harga sudah mulai naik. Dan menurut pengalaman, semua harga yang naik, takkan mungkin turun.

Pembagian BLT yang sedang berlangsung juga hanya terlihat sebagai alat pengendali keadaan saja agar tak terjadi goncangan besar di masyarakat. Pendataan masyarakat miskin juga masih bermasalah karena datanya tak jauh berbeda dengan data pembagian BLT tahun 2005 (padahal hal itu sesuatu yang tak mungkin, dalam kurun waktu 3 tahun ini saya yakin dengan keadaan ekonomi yang serba mahal ini, jumlah orang miskin pasti bertambah). Selain itu, pembagian 100ribu/bulan ini dirasa takkan cukup karena kenaikan harga BBM tak hanya akan menaikkan tarif angkutan, namun juga sembako, minyak, dan juga barang-barang lain.
slide 8
Jadi, solusi apa yang harus diberikan untuk menjaga stabilitas ekonomi negara ini?

Ya, saya memang bukan ekonom, ataupun orang awam yang mengerti ekonomi. Saya hanyalah orang awam yang ingin mengikuti perkembangan keadaan negara ini. Karena itulah tak ada satu solusipun yang keluar di benak saya. Dan karena itu juga saya mudah terdoktrin oleh pemberitaan media massa tentang semua ini, dan saya hanya mengandalkan logika saya tanpa mampu memikirkan dampak-dampak sosal ekonomi lainnya di masyarakat. dan ini mungkin juga yang banyak teerjadi di masyarakat kita.

Di slide yang saya dapatkan itu, terdapat suatu konsep singkat solusi lain yang mungkin bila diterapkan maka kondisi negara dan masyarakat akan lebih baik.
slide 11

Dan ya.., sekarang kita hanyalah melaksanan kebijakan yang diambil pemerintah. Semoga saja segala kebijakan itu memang diambil untuk kesejahteraan rakyat, bukan untuk kesejahteraan para pejabat pemerintah saja. walau keadaan Indonesia sedang kacau balau seperti sekarang ini, saya benar-benar memiliki keyakinan bahwa Indonesia suatu saat nanti akan menjadi sebuah negara besar, menggulingkan kediktatoran Amerika selama ini. dari dulu sampai sekarang saya tetap optimis hal itu akan benar-benar terjadi. Semoga saja….(penulis: roro.)
Semalam saya mendapatkan slide dari millist saya mengenai subsidi BBM. Disitu dikatakan ‘Tak Ada Subsidi BBM’. Terang saja saya kaget setengah mati karena selama ini saya cenderung pro pemerintah dalam hal kebijakan mengenai kenaikan harga BBM ini. Awalnya saya pikir kenaikan harga BBM adalah hal yang wajar jika memang pemerintah tak lagi mampu menambal defisit akibat melambungnya harga minyak mentah dunia hingga lebih dari US$ 125 /barrel. Namun setelah melihat slide tadi malam, saya jadi ragu akan kebenaran pendapat saya.
slide 2
Dalam slide dikatakan bahwa pemerintah hanya mengimport 0.2juta bph dari kebutuhan total masyarakat 1.2juta bph. Yang lebih mencengangkan lagi, dikatakan bahwa dengan harga Rp. 4500,-/liter saja pemerintah dapat meraup keuntungan Rp. 165.8 Trilyun/tahun. Bayangkan bila data ini benar, maka semua rekayasa kenaikan BBM ini merupakan kebohongan besar publik yang hanya menyengsarakan rakyat.
slide 4
Dari penilaian awal saya, harga BBM di Indonesia memang sangat rendah jika dibandingkan dengan negara lain, jadi menurut saya memang sudah saatnya dan seharusnya kita menyesuaikan diri dengan keadaan perekonomian dunia. Namun lagi-lagi, setelah melihat slide itu, saya jadi berpikir kembali, benarkah hal itu?
slide 5
slide 6
Pengalihan subsidi inipun dialasankan karena menurut pejabat-pejabat negara, subsidi ini salah sasaran. Seperti kata bapak Sekretaris Negara “Sudah saatnya untuk mengubah, bukan barang yang disubsidi, tapi orangnya”. dan ya, saat itu saya menyetujui logika itu. Memang secara logika, penikmat subsidi BBM adalah menengah keatas yang notabene tak begitu memerlukan subsidi dibandingkan orang melarat yang makan cuma sekali sehari. Dapat diterima secara logika bahwa lebih baik menyumbang untuk makan rakyat miskin dibanding menyumbang untuk mobil-mobil konglomerat yang mobilnya pasti ber-CC besar. Namun kebenarannya masih belum terbukti, dan saya semakin ragu setelah melihat data ini.
slide 7
Hufff,, sungguh kompleks jika kita memikirkan hal ini. Pencabutan subsidi BBM yang saya pikir merupakan jawaban tepat dan instan ini ternyata tak selurus perkiraan saya. Penggunaakn smart card juga belum terencana dengan baik sehingga belum dapat diaplikasikan. Padahal perlahan tapi pasti harga-harga sudah mulai naik. Dan menurut pengalaman, semua harga yang naik, takkan mungkin turun.

Pembagian BLT yang sedang berlangsung juga hanya terlihat sebagai alat pengendali keadaan saja agar tak terjadi goncangan besar di masyarakat. Pendataan masyarakat miskin juga masih bermasalah karena datanya tak jauh berbeda dengan data pembagian BLT tahun 2005 (padahal hal itu sesuatu yang tak mungkin, dalam kurun waktu 3 tahun ini saya yakin dengan keadaan ekonomi yang serba mahal ini, jumlah orang miskin pasti bertambah). Selain itu, pembagian 100ribu/bulan ini dirasa takkan cukup karena kenaikan harga BBM tak hanya akan menaikkan tarif angkutan, namun juga sembako, minyak, dan juga barang-barang lain.
slide 8
Jadi, solusi apa yang harus diberikan untuk menjaga stabilitas ekonomi negara ini?

Ya, saya memang bukan ekonom, ataupun orang awam yang mengerti ekonomi. Saya hanyalah orang awam yang ingin mengikuti perkembangan keadaan negara ini. Karena itulah tak ada satu solusipun yang keluar di benak saya. Dan karena itu juga saya mudah terdoktrin oleh pemberitaan media massa tentang semua ini, dan saya hanya mengandalkan logika saya tanpa mampu memikirkan dampak-dampak sosal ekonomi lainnya di masyarakat. dan ini mungkin juga yang banyak teerjadi di masyarakat kita.

Di slide yang saya dapatkan itu, terdapat suatu konsep singkat solusi lain yang mungkin bila diterapkan maka kondisi negara dan masyarakat akan lebih baik.
slide 11

Dan ya.., sekarang kita hanyalah melaksanan kebijakan yang diambil pemerintah. Semoga saja segala kebijakan itu memang diambil untuk kesejahteraan rakyat, bukan untuk kesejahteraan para pejabat pemerintah saja. walau keadaan Indonesia sedang kacau balau seperti sekarang ini, saya benar-benar memiliki keyakinan bahwa Indonesia suatu saat nanti akan menjadi sebuah negara besar, menggulingkan kediktatoran Amerika selama ini. dari dulu sampai sekarang saya tetap optimis hal itu akan benar-benar terjadi. Semoga saja….(penulis: roro.)
thumbnail
Judul: Tak ada subsidi BBM !
Rating: 100% based on 99998 ratings. 5 user reviews.
Ditulis Oleh

Artikel Terkait Ekonomi, Otomotif :

0 comments:

Posting Komentar

 
Copyright © 2013. About - Sitemap - Contact - Privacy
Template Seo Elite oleh Bamz